Hak cipta oleh Darlani. Diberdayakan oleh Blogger.

My BroTher

Latest Post

Konsep Dasar Epidemiologi Penyakit

Written By Unknown on Rabu, 13 Maret 2013 | 19.16

Dr. Suparyanto, M.Kes

Definisi Epidemiologi Penyakit Menular adalah penyakit terfokus dalam mempelajari distribusi dan determinan penyakit dalam populasi

Segitiga Epidemiologi
  • Segitiga epidemiologi merupakan konsep dasar epidemiologi yang memberi gambaran tentang hubungan antara tiga faktor yg berperan dalam terjadinya penyakit dan masalah kesehatan lainnya
  • Segitiga epidemiologi merupakan interaksi antara Host (penjamu), Agent (penyebab) dan Environment (lingkungan)
  • Keadaan di masyarakat dikatakan ada masalah kesehatan jika terjadi ketidak seimbangan antara Host, Agent dan Environment
  • Pada saat terjadi ketidakseimbangan antara Host, Agent dan Environment akan menimbulkan penyakit pada individu atau masalah kesehatan di masyarakat

Faktor Host
Adalah faktor yang melekat pada Host
  • Genetik: DM, asma, hipertensi
  • Umur: osteoporosis, campak, polio, ca servix, ca mammae
  • Jenis kelamin: ca servik, BPH, ca paru
  • Suku/ras/warna kulit: negro lebih kuat dari kulit putih
  • Fisiologis: kelelahan, kehamilan, pubertas, stres, kurang gizi
  • Imunologis: ASI, imunisasi, sakit
  • Perilaku: gaya hidup, personal higienis, HAM, rekreasi, merokok, napza

Faktor Agent
Faktor yang menyebabkan penyakit atau masalah kesehatan
  • Gizi: kurang gizi, vitamin, mineral, kelebihan gizi
  • Kimia: pengawet, pewarna, asbes, cobalt, racun, antigen
  • Fisik: radiasi, trauma, suara, getaran
  • Biologis: amoeba, bakteri, jamur, riketsia, virus, plasmodium, cacing

Faktor Environment
Faktor lingkungan yang mempengaruhi Host dan Agent
  • Fisik: iklim (kemarau dan hujan), geografis (pantai dan pegunungan), demografis (kota dan desa)
  • Biologis: flora dan fauna
  • Sosial: migrasi/urbanisasi, lingkungan kerja, perumahan, bencana alam, perang, banjir

Karakteristik Host
  • Resistensi: kemampuan Host untuk bertahan hidup terhadap infeksi (agent)
  • Imunitas: kemampuan Host mengembangkan sistem kekebalan tubuh, baik didapat maupun alamiah
  • Infectiousness: potensi Host yg terinfeksi untuk menularkan penyakit yang diderita kepada orang lain

Karakteristik Agent
  • Infektivitas: kesanggupan agent untuk beradaptasi sendiri terhadap lingkungan Host untuk mampu tinggal, hidup dan berkembang biak dalam jaringan Host
  • Patogenesitas: kesanggupan agent untuk menimbulkan reaksi patologis (penyakit) pada Host setelah infeksi
  • Virulensi: kesanggupan agent untuk menghasilkan reaksi patologis berat yang menyebabkan kematian
  • Toksisitas: kesanggupan agent untuk memproduksi toksin yang merusak jaringan Host
  • Invasivitas: kesanggupan agent untuk penetrasi dan menyebar kedalam jaringan Host
  • Antigenisitas: kesanggupan agent merangsang reaksi imunologis Host (membentuk antibodi)

Karakteristik Environment
  • Topografi: situasi lokasi tertentu (letak/posisi/peta), baik alamiah maupun buatan manusia, yang mempengaruhi terjadinya dan penyebaran penyakit tertentu (danau, sungai, hutan, sawah)
  • Geografis: keadaan yang berhubungan dengan permukaan bumi (struktur geologi, iklim, penduduk, flora, fauna) yang mempengaruhi terjadinya dan penyebaran penyakit tertentu (tanah pasir atau tanah liat)

Portal of Entry dan Portal of Exit
  • Portal of entry: pintu masuknya Agent kedalam Host contoh: oral, kulit, nafas, kemih
  • Portal of exit: pintu keluarnya Agent dari Host contoh: nafas, anal, darah, cairan tubuh
  • Transmisi: vektornya?
Bagaimana preventifnya?
  • Cuci tangan sebelum makan
  • Menolong partus memakai sarung tangan
  • Jangan meludah sembarang tempat

Kejadian Penyakit Dalam Komunitas

Skala Pengukuran

Ada 4 macam skala pengukuran yaitu: skala nominal, skala ordinal, skala interval dan skala rasio.
skala pengukuran dibedakan menjadi 2 pada penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif, pada penelitian kualitatif menggunakan skala nominal dan ordinal dan pada penelitian kuantitatif menggunakan skala interval dan skala rasio.
 
 
Pengertian.
Skala nominal
Skala nominal adalah skala yang memungkinkan peneliti untuk menempatkan subjek pada kategori atau kelompok tertentu (Sekaran, 2006). Misalnya data jenis kelamin yang terbagi dua kelompok laki-laki dan wanita.

Skala Ordinal
Data ordinal adalah data yang tidak hanya mengkategorikan variabel-variabel untuk menunjukkan perbedaan di antara berbagai kategori, tetapi juga mengurutkannya dalam beberapa cara (Sekaran, 2006).
Skala ordinal sederhana adalah rangking. Ketika peneliti pasar meminta Anda untuk menentukan peringkat 5 jenis sepeda motor dari paling anda sukai s/d tidak anda sukai.

Skala Interval
Adalah skala interval adalah skala yang sama seperti nominal dan ordinal namun mempunyai karakteristik tetap dan dapat dinotasikan dalam fungsi matematika. Skala interval menurut Sekaran (2006) menentukan perbedaan, urutan dan kesamaan besaran perbedaan tiap variabel.

Skala ratio
Skala rasio adalah skala yang memiliki nilai dasar, dan memiliki titik o absolute. Skala ini merupakan skala tertinggi dari tiga skala sebelumnya. Contoh skala rasio adalah usia, jumlah penjualan, penghasilan, laba dan sebagainya.

Contoh lain........................
 
1. Skala nominal
Adalah skala yang semata-mata hanya untuk memberikan indeks, atau nama saja dan tidak mempunyai makna yang lain. Contoh:
Data
Kode (a)
Kode (b)
Yuni
1
4
Desi
2
2
Ika
3
3
Astuti
4
1
Keterangan: Kode 1 sampai dengan 4 (a) semata-mata hanyalah untuk memberi tanda saja, dan tidak dapat dipergunakan sebagai perbandingan antara satu data dengan data yang lain. Kode tersebut dapat saling ditukarkan sesuai dengan keinginan peneliti (menjadi alternatif b) tanpa mempengaruhi apa pun.
 
 
2. Skala ordinal
Adalah skala ranking, di mana kode yang diberikan memberikan urutan tertentu pada data, tetapi tidak menunjukkan selisih yang sama dan tidak ada nol mutlak. Contoh:
Data
Skala Kecantikan (a)
Skala Kecantikan (b)
Yuni
4
10
Desi
3
6
Ika
2
5
Astuti
1
1
Skala kecantikan (a) di atas menunjukkan bahwa Yuni paling cantik (dengan skor tertinggi 4), dan Astuti yang paling tidak cantik dengan skor terendah (1). Akan tetapi, tidak dapat dikatakan bahwa Yuni adalah 4 kali lebih cantik dari pada Astuti. Skor yang lebih tinggi hanya menunjukkan skala pengukuran yang lebih tinggi, tetapi tidak dapat menunjukkan kelipatan. Selain itu, selisih kecantikan antara Yuni dan Desi tidak sama dengan selisih kecantikan antara Desi dan Ika meskipun keduanya mempunyai selisih yang sama (1). Skala kecantikan pada (a) dapat diganti dengan skala kecantikan (b) tanpa mempengaruhi hasil penelitian.
 
Skala nominal dan skala ordinal biasanya mempergunakan analisis statistik non parametrik, contoh: Korelasi Kendall, Korelasi Rank Spearman, Chi Square dan lain-lain.
 
 
3. Skala interval
Skala pengukuran yang mempunyai selisih sama antara satu pengukuran dengan pengukuran yang lain, tetapi tidak memiliki nilai nol mutlak. Contoh:
Data
Nilai Mata Kuliah (a)
Skor Nilai Mata Kuliah (b)
Yuni
A
4
Desi
B
3
Ika
C
2
Astuti
D
1
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai A setara dengan 4, B setara dengan 3, C setara dengan 2 dan D setara dengan 1. Selisih antara nilai A dan B adalah sama dengan selisih antara B dan C dan juga sama persis dengan selisih antara nilai C dan D. Akan tetapi, tidak boleh dikatakan bahwa Yuni adalah empat kali lebih pintar dibandingkan Astuti, atau Ika dua kali lebih pintas dari pada Astuti. Meskipun selisihnya sama, tetapi tidak mempunyai nilai nol mutlak.
 
 
4. Skala rasio
Adalah skala pengukuran yang paling tinggi di mana selisih tiap pengukuran adalah sama dan mempunyai nilai nol mutlak. Contoh:
 
Data
Tinggi Badan
Berat badan
Yuni
170
60
Desi
160
50
Ika
150
40
Astuti
140
30
Tabel di atas adalah menggunakan skala rasio, artinya setiap satuan pengukuran mempunyai satuan yang sama dan mampu mencerminkan kelipatan antara satu pengukuran dengan pengukuran yang lain. Sebagai contoh; Yuni mempunyai berat badan dua kali lipat berat Astuti, atau, Desi mempunyai tinggi 14,29% lebih tinggi dari pada Astuti.
 
 
Skala pengukuran interval dan rasio biasanya dikenal alat statistik parametrik

Epidemiologi Penyakit Non Menular

Written By Unknown on Selasa, 12 Maret 2013 | 20.02

A. PENGERTIAN
Penyakit tidak Menular Telah dijelaskan diatas bahwa penyakit tidak menular terjadi akibat interaksi antara agent (Non living agent) dengan host dalam hal ini manusia (faktor predisposisi, infeksi dll) dan lingkungan sekitar (source and vehicle of agent). Penyakit tidak menular biasa disebut juga dengan penyakit kronik, penyakit non-infeksi, new communicable disease, dan penyakit degeneratif.
B. KARAKTERISTIK PENYAKIT TIDAK MENULAR
1. Penularan tidak melalui rantai penularan tertentu
2. Masa inkubasi yang panjang dan latent
3. Perlangsungan penyakitnya yang berlarut-larut (kronik)
4. Sulit untuk didiagnosa
5. Biaya pencegahan maupun pengobatannya cukup tinggi
6. Mempunyai variasi yang cukup luas
7. Faktor penyebabnya bermacam-macam (Multifaktor)
C. PERANAN DAN PENDEKATAN EPIDEMIOLOGI DALAM PTM :
a) Peranan
1. Mengetahui distribusi PTM dalam masyarakat
2. Mengetahui penyebab tingginya distribusi PTM dalam suatu masyarakat
3. Menentukan pilihan prioritas dalam menangani masalah PTM
b) Pendekatan Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
Epidemiologi berusaha untuk mempelajarai distribusi dan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya PTM dalam masyarakat. Untuk itu diperlukan pendeekatan metodologik, yakni dengan melakukan dengan berbagai penelitian. Adapun tujuan dari pendekatan epidemiologi ini adalah untuk mengetahui distribusi dan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya PTM atau mengetahui faktor determinantnya. Distribusi dalam hal ini diarahkan untuk melihat beban dari PTM, Trend yang meningkat, frekuensi melalui Rate, Ratio dan Proporsi.
Pendekatan epidemiologi dalam PTM ini tentunnya jug tidak akan terlepas dari dasar segitiga epidemiologi (person, place,time), disamping melihat populasi, dan determinat
D. JENIS-JENIS PENELITIAN UNTUK PTM
1. Penelitian observasional yang bersifat pasif, penelitian ini sekedar mengamati apa yang terjadi, tanpa intervensi atau tidak mengontrol/mengarahkan penelitian.
2. Penelitian eksprimental yang bersifat aktif, mengarahkan peneliti untuk melakukan intervensi sesuai dengan desain yang telah dibuat
a) Penelitian Observasional terdiri dari
1. Penelitian ekologis (Penelitian Korelasi)
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan korelatif antara penyakit dan faktor-faktor penelitian
2. Penelitian Cross Sectional
Mempelajari hubungan penyakit dan paparan (faktor penelitian) dengan cara mengamati status paparan dan penyakit secara serentak
3. Penelitian Kasus Kontrol
Mempelajari hubungan antara paparan (faktor penelitian) dan penyakit dengan cara membandingkan kelompok kasus dan kelompok kontrol berdasarkan status paparannya.
4. Penelitian Kohor
Mempelajari hubungan antara paparan dan penyakit dengan cara membandingkan kelompok terpapar (faktor penelitian) dan kelompok tak terpapar berdasarkan status penyakit
Perhitungan Frekuensi PTM
1. Rate = a/n
2. Ratio = (a/b)
3. Proporsi = a/(a+b)
Proses terjadinya penyakit merupakan interaksi antara agent penyakit, host dan lingkungan sekitarnya.
1. Untuk penyakit menular, proses terjadinya penyakit akibat interaksi antara : Agent penyakit (mikroorganisme hidup), manusia dan lingkungan
2. Untuk penyakit tidak menular proses terjadinya penyakit akibat interaksi antara agen penyakit (non living agent), manusia dan lingkungan.
E. PENYAKIT – PENYAKIT TIDAK MENULAR YANG BERSIFAT KRONIS
1. Penyakit yang termasuk di dalam penyebab utama kematian, yaitu :
• Ischaemic Heart Disease
• Cancer
• Cerebrovasculer Disease
• Chronic Obstructive Pulmonary Disease
• Cirrhosis
• Diabetes Melitus
2. Penyakit yang termasuk dalam special – interest , banyak menyebabkan masalah kesehatan tapi jarang frekuensinya (jumlahnya), yaitu
• Osteoporosis
• Penyakit Ginjal kronis
• Mental retardasi
• Epilepsi
• Lupus Erithematosus
• Collitis ulcerative
3. Penyakit yang termasuk akan menjadi perhatian yang akan datang, yaitu :
• Defisiensi nutrisi
• Akloholisme
• Ketagihan obat
• Penyakit-penyakit mental
• Penyakit yang berhubungan dengan lingkungan pekerjaan.
F. FAKTOR-FAKTOR RISIKO
1. Faktor resiko untuk timbulnya penyakit tidak menular yang bersifat kronis belum ditemukan secara keseluruhan,
• Untuk setiap penyakit, faktor risiko dapat berbeda-beda (merokok, hipertensi, hiperkolesterolemia)
• Satu faktor risiko dapat menyebabkan penyakit yang berbeda-beda, misalnya merokok, dapat menimbulkan kanker paru, penyakit jantung koroner, kanker larynx.
• Untuk kebanyakan penyakit, faktor-faktor resiko yang telah diketahui hanya dapat menerangkan sebagian kecil kejadian penyakit, tetapi etiologinya secara pasti belum diketahui
2. Faktor-faktor resiko yang telah diketahui ada kaitannya dengan penyakit tidak menular yang bersifat kronis antara lain :
• Tembakau
• Alkohol
• Kolesterol
• Hipertensi
• Diet
• Obesitas
• Aktivitas
• Stress
• Pekerjaan
• Lingkungan masyarakat sekitar
• life style
http://epidemiolog.wordpress.com/2011/02/26/epidemiologi-penyakit-tidak-menular/

MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs)

Sejarah:
Millennium Development Goals (MDGs) atau dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi Tujuan Pembangunan Milenium, adalah sebuah paradigma pembangunan global, dideklarasikan Konperensi Tingkat Tinggi Milenium oleh 189 negara anggota Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di New York pada bulan September 2000. Dasar hukum dikeluarkannya deklarasi MDGs adalah Resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa Nomor 55/2 Tangga 18 September 2000, (A/Ris/55/2 United Nations Millennium DevelopmentGoals).

Semua negara yang hadir dalam pertemuan tersebut berkomitment untuk mengintegrasikan MDGs sebagai bagian dari program pembangunan nasional dalam upaya menangani penyelesaian terkait dengan isu-isu yang sangat mendasar tentang pemenuhan hak asasi dan kebebasan.

Pengertian:
Sasaran Pembangunan Milenium (bahasa Inggris : Millennium Development Goals atau disingkat dalam bahasa Inggris MDGs) adalah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada September 2000, berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015. Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada 2015. Target ini merupakan tantangan utama dalam pembangunan di seluruh dunia yang terurai dalam Deklarasi Milenium, dan diadopsi oleh 189 negara serta ditandatangani oleh 147 kepala pemerintahan dan kepala negara pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium di New York ada bulan September 2000 tersebut. Pemerintah Indonesia turut menghadiri Pertemuan Puncak Milenium di New York tersebut dan menandatangani Deklarasi Milenium itu. Deklarasi berisi komitmen negara masing-masing dan komunitas internasional untuk mencapai 8 buah sasaran pembangunan dalam Milenium ini (MDG), sebagai satu paket tujuan yang terukur untuk pembangunan dan pengentasan kemiskinan. Penandatanganan deklarasi ini merupakan komitmen dari pemimpin-pemimpin dunia untuk mengurangi lebih dari separuh orang-orang yang menderita akibat kelaparan, menjamin semua anak untuk menyelesaikan pendidikan dasarnya, mengentaskan kesenjangan jender pada semua tingkat pendidikan, mengurangi kematian anak balita hingga 2/3 , dan mengurangi hingga separuh jumlah orang yang tidak memiliki akses air bersih pada tahun 2015.
Adapun Tujuan / Sasaran MDGs:
a.       Memberantas kemiskinan dan kelaparan
•    Mengurangi sampai setengah jumlah penduduk yang hidup dengan penghasilan kurang dari satu dollar perhari
•    Mengurangi sampai setengah jumlah penduduk yang kelaparan
b.      Mewujudkan pendidikan dasar bagi semua
•    Menjamin agar semua anak perempuan dan laki-laki menyelesaikan jenjang pendidikan dasar
c.       Mendorong kesetaraan jender dan pemberdayaan perempuan
•    Menghapus ketidaksetaraan jender dalam jenjang pendidikan dasar dan menengah pada tahun 2005, dan di semua tingkat pendidikan pada tahun 2015
d.      Menurunkan angka kematian balita
•    Mengurangi dua pertiga dari anka tingkat kematian anak di bawah usia lima tahun
e.       Meningkatkan kesehatan ibu
•    Mengurangi tiga perempat dari angka tingkat kematian ibu
f.       Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya
•    Menghentikan dan mengurangi laju penyebaran HIV/AIDS
•    Menghentikan dan mengurangi laju penyebaran malaria serta penyakit menular utama lainnya
g.      Menjamin kelestarian fungsi lingkungan hidup
•    Mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan ke dalam kebijakan dan program-program di tingkat nasional serta mengurangi perusakan sumber daya alam
•    Mengurangi sampai setengah jumlah penduduk yang tidak memiliki akses kepada air bersih yang layak minum
•    Berhasil meningkatkan kehidupan setidaknya 100 juta penghuni kawasan kumuh pada tahun 2020
h.      Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan
•    mengembangkan lebih lanjut sistem perdagangan dan keuangan terbuka yang berdasar aturan, dapat diandalkan dan tidak diskriminatif. Termasuk komitmen melaksanakan tata pemerintahan yang baik, pembangunan dan pemberantasan kemiskinan – baik secara nasional maupun internasional
•    menangani kebutuhan khusus negara-negara yang kurang berkembang. Mencakup pemberian bebas tarif dan bebas kuota untuk ekspor mereka; keringanan pembayaran hutang bagi negara-negara miskin yang terjerat hutang; pembatalan hutang bilateral; dn pemberian bantuan pembangunan yang lebih besar untuk negara-negara yang berkomitmen untuk mengurangi kemiskinan c) menangani kebutuhan khusus negara-negara yang terkurung daratan dan negara-negara kepulauan kecil yang sedang berkembang.

Cinta Sahabat : Cinta Selalu Ada

Cinta Selalu Ada….
Oleh Leriani Buton
Cerpen Cinta dan Persahabatan
Cinta bukanlah sesuatu hal yang tabu lagi untuk dikenal
Banyak orang merasa bahagia karena cinta
Cinta akan menjadi sebuah kasih sayang...
Jika orang yang dicintai membalas cinta yang diberikan
Namun, cinta akan menjadi amarah….
Jika orang yang dicintai malah mendustainya….
Cinta takkan pernah mati
Melainkan akan tetap tumbuh disetiap
Pori-pori dan aliran darah umat manusia
Hingga akhir waktu…

Makassar benar-benar indah di kala pagi hari. Udaranya sejuk, suasananya damai dan terasa menyenangkan. Tanpa ku sadari setahun sudah aku berada di kota impianku. Hmmm,,,, semakin di pandang semakin terasa damai.

Pagi yang cerah ini aku dihadapakan dengan alam yang hijau dan langit yang cerah untuk menyambut datangnya sinar mentari pagi. Sesekali di arah timur, terlihat kemuning emas yang membahana, suara kendaraan yang berlalu lalang dan suara si jago merah yang selalu membangunkan seluruh umat di pagi hari. Meskipun semuanya terasa bising dan tak enak didengar. Namun bagiku itu semua adalah keterpaduan suara musik yang indah. Hembusan angin pun seolah tak mau kalah untuk memberikan nadanya sendiri. Hati, jiwa, dan perasaanku pun ikut terbawa dengan semua itu. Maha besar Allah yang telah menciptakan semua keindahan ini. Subhanallah….

Di awal tahun 2012 ini, semua harus berubah. Tentunya menjadi lebih baik. Hah,,, cerita di tahun 2012 akan segera di mulai. Dan yang pastinya bersiaplah untuk semua yang akan datang padamu. Tetap semangattttt……!!!!!!!

Hari kedua di tahun baru ini, aku menemukan teman baru yang begitu baik. Dia selalu mengajakku chering di setiap waktunya. Dia adalah arvian. Arvian adalah teman satu kampus dan satu fakultas denganku. Selama ini aku tak menyadarinya, karena dulu aku tergolong orang yang kurang bergaul dan juga pendiam. Kalaupun ada temanku, dia hanyalah Narnia dan jesica. Arvian adalah mahasiswa yang pintar namun terkadang tak pernah beruntung. Ada satu hal yang mesti diubah olehnya, sikap malasnya yang selalu menggerogoti dirinya.

Terkadang dia sering datang terlambat disaat jam kuliah sudah dimulai. Bahkan ada yang lebih parah dari itu, banyak tugas yang dia lalaikan. Aku tahu semua ini, karena ternyata Arvian cukup terkenal di kampus dengan julukan si malas. Dia hanya butuh motivasi. Entahlah apa yang membuat dia seperti itu. Akupun tak tahu. Aku tak berani menanyakannya, karena aku takut menyakiti persaannya. Terlalu sulit bagiku mencari teman yang bisa di percaya, itulah yang menyebabkanku berusaha untuk menjaga persahabatan ini.

Hari-hari baru menggelut dalam hidupku, Arvian teman baikku selalu hadir di setiap lembar hari-hariku. Semakin lama, aku merasa dia semakin berubah. Berubah menjadi anak yang manis. Sekarang dia sudah mulai belajar membuang rasa malasnya dengan selalu tepat waktu mengikuti jadwal kuliah dan selalu mengerjakan tugas-tugas kampus. Hah,,, aku bahagia dengan perubahannya itu. Hal itu membuatku semakin yakin akan sebuah perubahan. Akhirnya hal yang baik terjadi juga padanya. Memang benar apa yang sering di katakan oleh Guru SMA ku dulu, “selalu ada jalan untuk menuju ke arah yang lebih baik.” Namun, tak jarang jalan yang kita tempuhi itu selalu mulus. Tetapi ada cara untuk memuluskannya yaitu jangan pernah melupakan Tuhan di setiap hal apapun yang kita lakukan. Dan keyakinan untuk berubah harus lebih besar dari pada sebuah keegoisan. Yakinlah!!!! Tuhan selalu ada di setiap hal apapun yang kita lakukan. Dan yang pastinya Dia selalu mengawasi kita.

Hari yang cerah untuk jiwaku yang cerah saat ini. Entahlah apa yang tengah terjadi denganku. Aku merasa semuanya terasa menyenangkan bila bersama dengan Arvian. Ya Tuhan… aku takut, persaan ini adalah cinta? Aku takut menghancurkan persahabatan yang baik ini hanya karena keegoisanku untuk memilikinya.

Setiap kali bertemu dengan Arvian, pasti hatiku terasa deg-degkan. Namun, aku berusaha menyembunyikannya dan berusaha agar dia tidak tahu apapun yang aku rasakan terhadapnya. Kami selalu bertemu di perpustakaan untuk belajar bersama. Semua itu membuatku bahagia. Lambat laun perasaan ini menggerogoti hatiku. Hah,,, aku pasti bisa menanganinya. Ya, bisa!

Hingga di suatu hari, Arvian memanggilku. Dia ingin mengatakan sesuatu ke padaku.

“Vi, boleh nda’ aku nanya sesuatu ama kamu?” tanya Arvian serius.

“ hm… tentu saja” Jawabku.

“Kelihatannya kamu tidak suka menjalin suatu hubungan pacaran?”. Hahahahaha……. Aku tertawa lucu!

“Ternyata cuman ini yang ingin kamu tanyakan padaku? kamu benar-benar membuatku ingin tertawa.” Aku tetawa ngakak. Namun, semuanya terhenti ketika Arvian menatapku dengan serius. Sumpah,,. Bola matanya itu benar-benar indah. Matanya mencerminkan suatu ketulusan yang membuatku langsung terpaku menatapnya.

“Aku serius Vi. Kita kan sahabatan, jadi kamu bisa donk jawab pertanyaanku?” wajah berharap.

“Hm,,,, gimana yach harus mengatakannya? aku juga bingung ngejelasinnya. Intinya aku harus menyelesaikan semua studiku dulu baru dech aku bisa pacaran.” nada meyakinkan.

“Cuman itu doank?” Tanya Arvian padaku. Sebenarnya sich ada masa laluku yang suram and sorry aku ga’ bisa certain ke kamu. Maaf yach! ini bukan pelit, tapi ini rahasia. Hehehe…..” Wajah meyakinkan dariku.

“Ok, aku bisa engerti kok”. Akupun merasa penasaran dan balik bertanya kepada dia.

“Bdw, kenapa kamu tanyakan hal itu padaku?” tanyaku penasaran.

“tidak , cuman pengen tahu aja” jawab Arvian. Selepas itu, aku dan Arvian pun melupakan semuanya. Dan kami pun berpisah karena aku mesti melanjutkan jam kuliahku.

Di kost,,,,

Sambi menggoreskan tinta di atas kertas putih diaryku. “Apa sebenarnya yang dipikirkan Arvian?” Tanya hatiku. Hah, aku berharap dia hanya sekedar ingin tahu, bukan karena dia memiliki perasaan yang sama sepertiku.

Entah apa yang terjadi, aku mendengar kabar Arvian dan jesica kini sudah jadian. Ya Allah,,, mengapa hal seperti ini terulang lagi padaku? Ketika aku mulai mencintai seseorang, ternyata dia mencintai orang lain. Sulit bagiku melihat mereka berdua selalu bersama. Aku sebagai sahabat, hanya bisa ikut merasakan kebahagiaan yang dirasakan oleh kedua sahabatku. Namun, sebagai seorang wanita jauh didasar hatiku yang terdalam ada luka yang sulit untuk diobati.

Arvian kini jarang bersamaku. Dia lebih banyak menghabiskan waktunya bersama jesica. Kalaupun disaat aku membutuhkannya, dia selalu membuat banyak alasan untuk tidak bisa bertemu denganku. Hah,,, aku benar-benar kehilangan dia.

“Maafkan atas semua kebodohan, keegoisan, dan semua kesalahan yang ku perbuat. Aku hanya ingin kamu bicara padaku lagi. Jangan mendiami diriku seperti ini. Ini semua membuatku tersiksa”.

Lambat laun setelah semua yang kulalui, kini aku menikmati kesendirian ini dengan menata kehidupanku yang baru. Tak ada yang harus aku sesali. Aku hanya butuh sebuah keyakinan untuk bisa bangkit menjadi diriku Vianda Amryta renaldy kayak dulu lagi. Menjadi pribadi yang tegar tanpa harus menangisi kenyataan yang menimpaku. Dunia ini begitu luas, sehingga aku tak harus merasa sempit untuk hidup di dunia ini. Tak ada yang bisa membuatku jatuh lagi.

Hingga suatu hari, Arvian datang padaku. Dia ingin memulai semuanya seperti sebelum-sebelumya. Dan aku menerima dia lagi sebagai sahabatku. Rasa yang dulu pernah ada kini telah terkikis habis oleh sang waktu. Kalaupun masih tersisa itu mungkin 0,01%. Dan rasa 99,99% yang tersisa hanyalah persaan sebagai sahabat.

Ketika Arvian meminta maaf karena telah menelantarkan persahabatan kami selama ini. Dan berharap kami bisa menjadi sahabat kayak dulu lagi, aku menerimanya dengan tangan terbuka. Ada satu hal yang selalu tertanam di pikiranku. Menurutku, semakin banyak sahabat, semakin banyak rezeki yang bakalan datang. Hehehe….

Aku tak mungkin tidak menerima Arvian menjadi sahabataku lagi. Karena Aku hidup di dunia ini bukan hanya sendiri dan terlebih lagi aku tak ingin rasa benci mengalahkan kekuatan cinta persahabat kami selama ini. Selain itu aku tak ingin menyakiti dia dengan tidak menerimanya sebagai sahabataku lagi. Aku hidup di dunia ini bukan untuk menyakiti orang lain. Tapi, Aku hidup di dunia ini untuk menabur kebahagiaan di setiap lembar-lembar kehidupanku bersama orang-orang yang mencintaiku, dan orang yang aku cintai.

Semuanya akan berjalan dengan baik. Itulah kata yang selalu ku tanamkan di dalam hatiku agar bisa melegakan apapun yang aku lakukan. Tetap optimis dan membuat keyakinan bahwa semuanya akan berakhir dengan bahagia. Bahagia bukan berarti harus membuatnya selalu menjadi sempurna. Tapi bagaiman kita bisa membuat orang lain tersenyum tanpa harus membuat sesuatu terlihat istimewa.

Hm…. Awan hitam menutupi cerahnya langit sore di makassar. Mungkin sebentar lagi bakalan turun hujan. Di beranda kost, aku duduk sendiri sambil memegang buku diaryku. Akupun terdiam dan memikirkan semua yang telah terjadi. Sambil mengingat kembali semua kenangan-kenangan pahit maupun manis bersama semua sahabat-sahabatku. Setelah itu aku pun teringat Arvian, sahabatku. Sambil mengingat kenangan bersamanya, aku meggoreskan tinta hitam diatas kertas putih diaryku.

“Aku mencintainya bukan karena keegoisanku, tapi aku mencintainya karena dia adalah milik Yang Maha Kuasa. Aku tak harus menuntutnya untuk mengikuti semua apapun yang aku mau. Yang aku inginkan hanyalah kebersamaan di setiap langkah. Bila ternyata dia mempunyai rasa yang sama seperti yang aku miliki, aku yakin Allah akan memudahkan jalannya untuk bisa menemukan rasa itu. Tetaplah bahagia bersama jesica, walau itu membuatku sakit. Aku sudah mengikhlaskan semuanya. Mungkin ini adalah jalan terbaik untukku, dia dan jesica. Aku tak ingin menyakiti hati jesica dengan cara merampas semua perhatiannya. Bila aku tak mendapatkan hatinya sebagai pacar. Aku berharap, aku mendapatkan hatinya sebagai sahabat.”

Genggaman Cinta-Mu
Cinta adalah anugrah dari yang maha kuasa
Semua orang memilkinya
Dan berhak mendapatkannya
Cinta bukanlah suatu musuh yang harus di benci
Tapi dia adalah sahabat yang akan selalu menemani….
Menemani di kala suka maupun duka

Terimakasih Ya Tuhan….
Karena telah memberikan cinta-Mu padaku
Melalui sosok orang-orang yang menyayangiku
Aku berharap, Engkau takkan pernah meninggalkanku
Dan takkan pernah melepaskan genggaman cinta-Mu untukku…..
Hidup memang susah untuk di tebak. Semuanya berjalan seakan sebuah cerita. Cerita hidup yang harus kita jalani dan lalaui satu persatu. Aku berfikir, bila aku sudah melangkah kedepan, maka aku akan terus melangkah walau tekadang harus membuatku terjatuh. Namun, aku takkan pernah berhenti untuk terus melangkah. Aku akan menganggap di cerita hidup ini akulah yang jadi tokoh utamanya. Dan aku tak ingin digantikan menjadi peran pembantu di cerita hidupku sendiri. Tetap tersenyum dengan semua cobaan yang kuhadapi. Akan ku katakan pada setiap masalah yang kuhadapi, kalau aku tidak sendiri dan aku masih punya Tuhan yang selalu menyayangiku. Aku tahu disetiap serat lembar kehidupanku selalu ada cinta yang terselip untukku. Cinta itu datang dari Tuhanku, kedua orang tuaku, keluargaku, sahabat-sahabatku, dan orang-orang yang menyayangiku. Semangat!!!! ^_^

THE END

“ Tak ada cinta yang lebih indah selain cinta yang diberikan Tuhan kepada kita. Jagalah cinta yang ada pada dirimu saat ini! Jangan nodai cintamu hanya karena sebuah keegoisan. Jika kamu salah memberi cinta, maka cinta itu hanya akan menyakiti dirimu sendiri.”
Terimakasih Cinta…. ^_@

Keyakinan Cinta

                     KEYAKINAN
oleh Raisya Marisdifa

Aku begitu bahagia dengan hari ini. Aku pulang dengan rasa puas dan lega. Hari ini, kelas ku bisa merebut juara pertama dalam acara Pagelaran Seni kelas 9 yang selalu ada setiap tahunnya. Rasa capek untuk latihan 1 bulan terakhir rasanya sirna begitu saja. Apalagi selalu ada dia di samping. Dia yang selalu menyemangatiku dan mendukungku. Dia yang selalu menjadi penghilang rasa letihku. Dia yang ku cinta dan ku sayang sepenuh hati. Dia adalah kekasihku. Kekasih yang begitu sempurna di mataku.

Hp ku bergetar. Ini menandakan bahwa ada pesan masuk. Dan itu pesan dari Rio, kekasihku. Dengan penuh cinta dia bertanya kepadaku.

“Sudah sampai di rumah sayangku?”

“Sudah sayang.” Jawabku.

“Kalau begitu harus mandi, terus makan, dan langsung istirahat ya sayang. Aku tau kamu pasti capek karena telah tampil dengan energik tadi.”

Aku tersenyum melihat pesannya.

“Iya sayang.” Balas ku.

Perhatiannya selalu membuat ku bahagia, walau aku sendiri tahu dia selalu begitu setiap harinya. Semuanya tidak pernah membuatku bosan. Karena dia selalu memberikan perhatian, cinta dan kasih sayangnya tulus untuk ku. Aku bisa merasakan.

Semua ketulusan itu selalu ku rasakan dari awal bersamanya. Namun ketika bulan itu, bulan dimana aku berulang tahun. Aku merasakan kehangatan yang dia berikan dan ketulusannya sudah mulai berkurang. Semua itu bermula ketika dia sering ikut papanya keluar kota. Awalnya aku mengerti. Tapi lama kelamaan, aku sudah tidak mengerti dan sudah tidak tahan dengan sikapnya. Dan dia juga sudah melupakan begitu saja hari ulang tahunku. Dia sudah tidak seperhatian dulu, semua ketulusannya hilang. Raib di telan bumi.

Dan pada akhirnya, aku pun sampai pada puncak kemarahan. Aku mengiriminya pesan.

“Aku sudah tidak tahan dengan sikap mu Rio, kamu berubah. Aku tersiksa seperti ini.”

Dia pun membalas.

“Terus aku harus bagaimana Ca?”

“Kamu itu jahat banget sich, apa kamu tidak tahu bagaimana aku selama ini? Aku selalu bersabar menunggu kamu pulang dari luar kota. Aku mengerti kalau kamu tidak bisa mengirimi aku pesan setiap saat karena alasan tidak mendapatkan sinyal. Dan aku pun bersabar, karena kamu tidak ada pada hari ulang tahunku. Namun sekarang apa balsannya? Balasan atas kesabaran ku. Seakan- akan kamu sudah mencampakkan ku.” Balas ku dengan penuh emosi.

“Maaf Ca, aku tau aku salah. Tapi aku juga tidak tahu kenapa aku bisa begini.” Jawabnya.

Namun, karena aku sudah begitu emosi. Aku tidak bisa mengendalikan emosi. Dan aku juga lupa, kalau Rio sangat tidak suka di beda- bedakan.

“Dulu kamu sangat perhatian sama aku, sekarang begitu cuek. Dulu kamu selalu ingin bercerita degan ku setiap malam, tapi sekarang boro- boro mau cerita. Ucapin selamat tidur aja gag. Selalu bangunin aku setiap pagi, nyuruh aku mandi, nyuruh aku makan. Tapi sekarang, itu tidak pernah kamu lakukan lagi. Kemana Rio ku yang dulu? Aku hanya ingin pacaran dengan Rio ku yang dulu.”

“Aku janji akan berubah Ca. Maafin aku Ca.” Jawabnya singkat.

Tapi entah bagaimana, aku tidak percaya dengan kata- katanya. Aku merasa ketidak tulusan darinya. Dan itu semua membuat ku mengabaikan semua perkataannya.

Hari selanjutnya, dia sudah mulai perhatian lagi kepada ku. Namun anehnya aku masih saja marah. Dan itu semua juga membuatnya emosi dan muak. Emosi karena perkataanku dan muak karena ia merasa aku selalu menyalahkannya. Aku merasa tidak pernah menyalahkannya. Aku hanya mengatakan apa adanya.

Mengatakan bagaimana sikapnya yang telah membuatku tersakiti. Aku hanya seorang wanita, wanita yang lemah dan ingin di mengerti. Tapi dia sudah tidak menyadari itu. Dan pada akhirnya, Rio memutuskan hubungan kami. Aku juga tidak tahu pasti apa alasannya memutuskan hubungan kami. Apa karena muak karena aku selalu menyampaikan bagaimana sikapnya yang selalu membuatku sakit hati atau karena sudah jenuh? Aku tidak pernah tau.

Di telfon dia berbicara.

“Aku butuh waktu Ca. Aku mau sendiri dulu. Aku juga gag tau, kenapa hatiku bisa kosong sekarang. Tolong beri aku waktu Ca. Aku janji akan mencari kamu suatu saat nanti. Kalau kita jodoh kita pasti akan ketemu lagi. Satu lagi, kamu harus bisa menggapai cita- cita mu.”

“. . .” Hening.

Telfon dimatikan.

Di saat itu aku begitu sangat terpuruk. Dan itu menyebabkan aku tidak bisa menjawab perkataan Rio. semua benda- benda tajam serasa menghujam hatiku. Tak cukup dengan menangis melepaskan kesakitan itu. Aku tak percaya Rio seperti itu. Aku berharap dia bisa berubah demi aku, dengan mengatakannya kepadaku dengan tulus. Aku tak percaya janji setia selama ini yang dia umbar kepadaku, terbang dan hilang begitu saja.

Aku juga sadar, aku begitu protektif kepadanya. Dan aku menyesali itu. Dalam hati aku hanya bisa meminta maaf atas kesalahan ku. Aku bukanlah wanita yang sempurna yang tak luput dari kesalahan.

Selama beberapa hari aku hanya bisa berteman dengan kesedihan. Namun beberapa hari kemudian, aku bisa menemukan dunia ku kembali. Aku bisa merebut ceria ku lagi. Hanya satu yang bisa membuat ku kuat lagi. Yaitu keyakinan. Yakin Rio akan menepati janjinya, yakin bisa menggapai cita- cita ku walaupun tidak ada Rio di sisiku,yang selalu ada dan menyemangatiku di kala putus asa. Dan itu semua akan ku jadikan sebagai kado spesial untuk pertemuan kami nanti. Pertemuan yang akan menyatukan hati dan cinta kami kembali. Yang bersifat abadi.

BITTERNESS BECAME HAPPINESS

BITTERNESS BECAME HAPPINESS
Written by Bella Justice

“Cerri, gimana? Kamu masih belum berani juga untuk kenalan sama dia?” tanya Krystie, Ia adalah temanku yang paling setia sekaligus cerewet dan tidak henti-hentinya mendesak aku untuk berkenalan dengan orang itu.

“aku nggak berani Krys, dia nggak seperti anak laki-laki yang lainnya. Dia itu...”

“misterius kan maksudnya? Aku udah bosen dengar alasan kamu itu.” sela Krystie secepat kilat. Ia mendengus kesal dan memasang wajah bete.

“sudahlah Krys, lagipula aku tidak berharap lebih darinya. Aku hanya mengagumi kemisteriusannya saja, jadi, cukup bagiku untuk menyukainya tanpa harus Ia mengetahuinya.” ucapku lalu menampilkan seulas senyum manis yang dibuat-buat.

Krystie yang saat itu sedang berbaring ditempat tidurku langsung bangkit dan duduk disampingku. “kau memang bodoh sekali Cerri.” Katanya.

Aku tidak marah. Aku sadar bagaimana jika aku diposisi Krystie, sebagai seorang sahabat yang selalu mendengarkan curahan hatiku, Ia tentu merasa kesal karena mempunyai sahabat yang bodoh dan penakut seperti diriku. Wajar jika Krystie berkata begitu, mungkin kesabarannya dalam menghadapi sikapku sudah sampai pada puncaknya. Ini pertama kalinya aku menyukai seseorang. Pria yang sedari tadi aku dan Krystie bicarakan adalah Joe, nama panjangnya yaitu Jonathan Andrews. Joe adalah teman sekelasku saat duduk dibangku SMA kelas 10. Sejak pertama melihatnya aku langsung mengaguminya, tetapi bukan karena faktor wajah tampannya saja, namun sifatnya yang dingin dan misterius membuat aku semakin menyukainya. Sayangnya, ketika menginjak kelas 11 kami harus berpisah. Meskipun kami berada dijurusan yang sama yaitu IPA, tapi kelas kami berbeda. Namun takdir kembali mempertemukan aku dengan Joe. Dikelas 12 kami sekelas dan aku merasa sangat senang. Tetapi entahlah, walaupun sekelas, Joe dan aku juga sama sekali tidak pernah berbicara. Semua orang dikelasku sudah pernah berbicara dengannya meskipun hanya beberapa kalimat, aku juga ingin seperti mereka!

***

“Cerri, ini tugas Kimia milikku.” Ujar seseorang yang amat aku hafal suaranya.

Aku yang tadinya sedang tertidur, meletakkan kepalaku dengan malas di atas meja sambil menutupi wajah dengan cardigan lalu seketika terbangun dan menatapnya yang berdiri tepat dihadapanku. Jonathan Andrews! Ia akhirnya berbicara dengankku!

“o-oh, i-iya, terimakasih.” Kataku gelagapan.

Dan tanpa aku sadari kini Krystie tengah berdiri disamping Joe. Ia mengedipkan satu matanya kearahku. “Joe, ada beberapa hal yang ingin Cerri sampaikan kepadamu. Bisakah kau bertemu dengannya seusai jam sekolah nanti di taman belakang?” oh my God! Krystie rupanya benar-benar sudah gila. Ia tidak bisa lagi menahan rasa kesalnya, d-dan berani-beraninya Ia mengatakan hal itu. Tetapi sudahlah, nasi sudah menjadi bubur, lagipula, aku yakin Joe juga tidak akan mau. Ia adalah orang yang sibuk. Kesehariannya selalu diisi dengan bermain futsal bersama teman-temannya. Jadi, untuk gadis seperti aku rasanya tidak layak memohon kepada Joe agar meluangkan sedikit waktunya.

“Ok.” Jawabnya singkat kemudian berlalu menuju tempat duduknya. Aku hampir tidak percaya bahwa Joe baru saja mengatakan ‘Ok.’ Ia memenuhi permintaan konyol yang dibuat oleh Krystie.

“ohlala~ Cerri my bestfriend, kau sungguh beruntung! Ini berarti, Joe mungkin saja mempunyai perasaan terhadapmu!” Aku tidak mengerti maksud perkataan Krystie. Joe mungkin saja mempunyai perasaan terhadapku? Itu tidak mungkin terjadi.

“apa maksudmu? Apa kau sudah gila Krys?” aku kembali meletakkan kepalaku di atas meja dan bersiap untuk tidur. Arah pembicaraan Krystie aku rasa sudah melayang ke benua Eropa. Ia semakin ngelantur.


Krystie menggembrak mejaku ringan lalu berbisik. “kau tau tidak? Aku berkata seperti itu kepada Joe karena hanya ingin mengetesnya saja. Aku mendapat info, hari ini sehabis pulang sekolah Ia harus menghadiri latihan futsal dan tidak boleh sampai telat, hukumannya bagi yang telat adalah dicadangkan. Tetapi, buktinya, Joe mengiyakan untuk mendengarkan hal yang ingin kau sampaikan Cer! Jadi, aku harap kau tidak mengacaukan rencana yang sudah kubuat dengan sangat sempurna. Lakukan yang terbaik. Katakan apa isi hatimu yang sebenarnya padanya, setelah itu kalau kau malu, kau boleh menghilang dari hadapannya.”
***

Dengan langkah yang kaku aku terus berjalan melalu koridor sekolah menuju taman belakang sekolah. Aku benar-benar sangat gugup saat ini! Aku tidak tahu mau memulai pembicaraan dari mana. Andai saja Krystie bisa menemani aku lalu mengumpat dari belakang tembok sambil memperhatikanku, mungkin aku bisa sedikit lebih rilex. Tetapi, kenyataannya Krystie sudah pulang terlebih dahulu. Ia bilang bahwa mamanya meminta Ia membantu untuk memasak makan malam bersama dengan keluarga besarnya. So, I’m totally alone here.

Murid-murid pun sudah hampir tidak kelihatan, seluruhnya sudah kembali ke rumah masing-masing. Hanya beberapa yang aku lihat masih berada di dalam kelas karena sedang mengerjakan tugas kelompok dan semacamnya. Aku semakin gemetaran. Keringat dingin mulai mengalir dari wajahku, aku sudah berada di gerbang taman belakang sekolah, aku hanya perlu membukanya untuk melihat Joe yang mungkin berada di sana.

*Kriet*

Itu dia Joe! Tetapi ia tidak sendiri. Aku rasa sebentar lagi pipiku akan basah dibanjiri oleh air mata. Aku sungguh tidak ingin melihat hal ini. Kenapa harus aku yang menjadi saksi? Ini benar-benar menyayat hatiku. Rasa cintaku pada Joe hancur menjadi kepingan. Bodohnya, bukannya lekas pergi tapi aku terus berdiri terpana. Benar seperti apa yang dikatakan Krystie kalau aku ini memang bodoh. Bahkan disaat Joe sedang bericuman dengan Arissa, wanita yang paling cantik disekolahku, aku tidak berkutik dan hanya mematung dengan mata terbelalak digenangi air mata.

“Cerri?!” sahutnya lantang. Ah, rupanya Joe sadar bahwa aku memata-matainya. Ia melepaskan bibirnya yang terpaut dengan Arissa lalu dengan terburu-buru menghampiriku.

Yang lebih menyedihkan lagi, aku bukannya lari dan menjauh dari sana karena telah mengganggu kebahagian mereka, tetapi malah terdiam tak dapat bergerak barang sesenti.

“Cerri, aku ingin menjelaskan sesuatu, tolong dengarkan aku dulu.” Nada suara Joe yang memelas memasuki telingaku. Aku bisa mendengarnya dengan sangat jelas tetapi aku tidak meresponnya, aku hanya membisu di tengah kejadian yang memilukan ini.

“aku menyukaimu Cerri.”

Perkataan macam apa itu? aku tertawa sumbang dalam hati. Kalau kau menyukaiku, mengapa kau mencium wanita lain dengan sangat mesra? Lagi-lagi aku tidak menanggapi apa yang Joe ucapkan.

Pria itu memegang kedua pundakku dan menggoncang-goncangkannya. “katakan sesuatu Cerri! Aku tau saat ini kau kecewa kepadaku, jika itu yang ada di dalam hatimu, katakanlah!” nada suara Joe semakin meninggi. Wajahnya memerah menahan kesal karena aku tidak memberikan reaksi apapun.

Aku menundukkan kepalaku menghadap rerumputan. Aku menarik nafas sebanyak mungkin lalu menatapnya dan berkata. “kau bukan siapa-siapaku, untuk apa aku harus kecewa? Maaf aku mengganggu kesenanganmu. Silahkan lanjutkan.” Aku harap perkataanku cukup meyakinkan. Aku membalikan badanku dan melangkah pergi dari tempat terjadinya peristiwa yang tidak akan pernah aku lupakan.

Baru 3 langkah aku berjalan, seseorang yang sudah pasti adalah Joe menghentikanku. Ia menggenggam pergelangan tanganku dengan kencang, kemudian menariknya. Seperti sedang berdansa, aku yang tadinya memunggungi pria itu seketika berputar 360°. Joe melingkarkan tanganya pada pinggangku, Ia menahan agar aku tidak terjatuh kebelakang dan berakhir dengan membenturkan kepalaku. Pose semacam ini, yang biasanya hanya aku lihat di film, yang biasanya aku bayangkan, yang selalu aku impikan, andai aku bisa merasakan hal romantis seperti itu, walau hanya sekali dalam hidupku aku ingin impianku menjadi kenyataan. Sekarang, apa yang aku harapkan sudah terjadi, dan orang yang sangat istimewa bagiku yang memperlakukan aku seperti adegan di film-film tersebut.

“Arissa tiba-tiba saja datang kepadaku dan ia berkata bahwa ia akan berhenti menghalangi setiap wanita yang mendekatiku kalau aku mau menciumnya. Saat itu aku berfikir, aku melakukannya hanya untukmu Cerri. Dan Arissa adalah alasan mengapa selama ini aku tidak berani mendekatimu, aku tidak ingin terjadi sesuatu padamu. Ia bisa saja melukaimu kalau Ia tau kau menyukaiku, dan terlebih lagi aku juga menyukaimu. Ia pasti tidak akan melepaskanmu.” Jelas Joe.

Jadi, selama ini semua karena Arissa? “bagi Arissa apa arti dirimu untuknya?”

“bagiku Joe adalah cahaya yang menerangi gelapnya hidupku.” Sahut suara itu. Ah, Arissa masih di sana ternyata. “Aku sudah mengenalnya sejak kecil, jadi dia adalah milikku. Tidak ada yang boleh dekat dengannya selain aku.”

“aku tidak pernah menyukaimu Arissa! Wanita yang ada di didalam hatiku hanya Cerri seorang!” kata Joe setengah berteriak.

Aku tidak tahan dengan hal ini. Aku tidak ingin lagi terlibat. Aku ingin keluar dari lingkaran yang selama ini aku masuki. Aku melepas pertahanan Joe dan berlari menjauh dari sana.

Dari kejadian itu aku sadar. Tidak semua yang aku ingini menjadi milikku. Banyak orang di luar sana yang berebut akan satu hal yang sama, dan yang lebih parah, orang yang diperebutkan tersebut tidak tau bahwa selama ini Ia telah menyakiti hati orang yang memperebutkannya karena Ia tidak berani memilih satu diantaranya. Aku mengalah, aku mundur. Aku akhirnya sadar bahwa aku selama ini tidak yakin dengan perasaanku kepadaku Joe. Jika aku benar-benar menyukainya aku pasti mempertahankannya, aku pasti tidak akan pergi dari tempat itu, berdiri di samping Joe dan memihak kepadanya.
***

“kau sudah puas, hah?” tanyaku menantang.

Pria di depanku ini tertawa riang lalu kemudian menyeruput teh hangat dihadapannya. “aku senang kau akhirnya mau menceritakan tentang masa lalu mu Cerri. Pantas saja selama ini aku seperti merasa dinomer duakan, ternyata karena Jonathan Andrews, si cinta masa lalu kekasihku ini.”

“sudahlah Pierre, jangan menggodaku terus! Itu hanya masa lalu, kau tau?” aku merapatkan mantelku dan menggosok-gosokkan kedua telapak tanganku di dekat perapian karena udara musim dingin di Paris semakin parah. Pierre pun ikut-ikutan melakukan hal yang sama sepertiku.

Pria bermata hijau pudar itu tiba-tiba menggapai tanganku dan menggenggamnya, Ia menatap lurus mataku. “lihatlah aku seorang. Jangan menoleh ke belakang, ke kiri, atau ke kanan. Aku akan selalu berada disisimu. Cerri, ingatlah kata-kataku, kau hanya akan memandang ke depan bersamaku.” Lalu Pierre menarikku masuk kedalam pelukannya. Ia mendekapku erat dan membelai lembut rambutku.

Aku tersenyum, mengela nafas dalam rangkulan hangat Pierre. “kau tidak perlu khawatir. Semua yang aku ceritakan hanya tinggal kenangan. Dari awal aku hanya melihat kearahmu. Aku tidak pernah menoleh ke belakang atau kemana pun karena aku tidak hidup di masa lalu, tetapi aku hidup di masa depan, dan masa depanku adalah dirimu.”

“merci beaucoup mon amour, Je t’aime.” Pierre melayangkan sebuah kecupan dibibirku dan malam itu aku sepenuhnya sadar bahwa memang seperti ini jalan hidupku. Terasa getir di awal, tetapi manis di akhir.

THE END


Written by Bella Justice
Twitter : @bellajusticee
Freshman of English Literature who loves learning languages. Hope you all like it!

Kisah Cinta Galato Dan Love

Dia bagaikan sebuah pohon mati, tidak berbuah, tidak juga berdaun... tetapi dia terus hidup dan bertahan untuk waktu yang lama... Dia selalu diam, mematung tak berkutik... Ia tak pernah berlari terlalu kencang, atau berjalan terlalu lambat, Ia hanya memperhatikannya... Ia tersenyum namun hatinya menangis... Ia tertawa namun penderitaan yang terdengar... Ia makhluk misterius yang memasuki kehidupanku, merubah segalanya menjadi rumit, dan juga indah...”
            Sudah berulang kali Chris membaca novel karya Rosaria Cianni yang berjudul “Qualcuno” dan bagian itu adalah favoritnya. Walaupun novel tersebut merupakan buku pertama yang dikeluarkan Rosaria pada tahun 2005, tetapi Chris masih sangat menyukainya. Rosaria Cianni adalah penulis yang memberikan inspirasi bagi hidup Chris. Setiap kalimat dalam novel yang diterbitkannya selalu mengandung filosofi dan dapat membuat Chris seolah-olah terhipnotis. Ia tidak pernah kelewatan untuk sekedar meng-update info tentang penulis itu melalui fan page yang tersebar luas di jejaring media sosial. Mulai dari novel pertama sampai yang terbaru, Chris selalu mengikuti perkembangan ceritanya. Yang sedikit aneh dan terasa ganjil hanyalah, Rosaria Cianni tidak pernah menulis profil tentang dirinya di akhir halaman novelnya. Tidak ada sedikit info pun tentang dia.
            “hey Chris! Pagi-pagi sudah membaca novel, lagipula kau kan sudah berulang kali membacanya. Aneh sekali!” sahut Bianca mendekati Chris.
            Chris tidak terlalu memperdulikannya. Ia tetap fokus membaca novel pertama karya Rosaria Cianni. “ada apa kau tiba-tiba datang ke kedaiku? Aku tidak memberikan free gelato hari ini.”
            Bianca menghebuskan nafas kesal dengan kencang melalu hidung mancung nan langsingnya. “Chris, kau jangan berburuk sangka dulu terhadapku! Aku akan bayar kok, aku tidak meminta gelato-mu secara cuma-cuma.” Ia berpindah tempat duduk, dari yang semula berada di depan Chris, kini Bianca sudah berada di samping pria berambut coklat terang itu.
            Chris menaruh novel penulis favoritnya di atas meja, wajahnya nampak kesal, Ia berdiri dan tangannya bersidekap di depan dada. “Harus berapa kali aku katakan kepadamu Bianca? Tidak ada tempat untukmu di hatiku.” Chris menarik nafas dalam-dalam lalu ia berkata lagi. “kau mau pesan apa?” tanyanya cuek.
            Air muka Bianca seketika berubah suram. Tanpa ragu-ragu Chris mengatakan hal itu padanya. Apa Chris tidak sadar bahwa Ia baru saja melukai hati Bianca? Tetapi Bianca berusaha terlihat tegar. Ia memberikan senyum termanisnya kepada Chris. “Forest Berry Gelato per favore!” Chris menatap Bianca malas, kemudian Ia segera beranjak menyiapkan pesanan dari gadis yang sangat menyebalkan baginya.
            Tiba-tiba bel pintu kedai “Gelato & Caffè” milik Chris berbunyi. Ia berpikir keras, siapa orang yang akan memakan hidangan beku di pagi hari selain Bianca? Ia memperhatikan orang itu... seorang wanita dengan rambut hitam lurus panjang setengah pinggang, memakai coat berwarna biru tua, serta syawl putih yang meliliti lehernya tampak sedang mencari spot yang nyaman untuk ditempati. Ia duduk, lalu mengeluarkan laptop dari tasnya. Chris sedikit terpesona dengan wanita yang mempunyai wajah jelita tersebut. Setelah selesai membuat Gelato Forest Berry pesanan Bianca dan mengantarkannya, Ia pun berjalan menuju wanita itu dan menyodorkan daftar menu sambil memberi salam.
            buongiorno.” Ucap Chris tersenyum.
            “ah, buongiorno.” Wanita itu membalas sapaan Chris tanpa melihatnya. Ia sibuk menjelajahi macam-macam jenis Gelato di buku menu. “aku pesan Gelato Dark Chocolate dan Espresso Con Panna.” Lagi-lagi wanita itu tidak menatap Chris! Chris sedikit sebal, bukan karena tatapannya yang tak terbalas, tetapi wanita ini sedikit tidak sopan dan berlagak angkuh.
            aspetta un momento signorina!” ujar Chris lalu berjalan ke arah counter sambil masih menggerutu di dalam hatinya. “Wanita cantik namun sangat sombong.” Pikirnya.
            Ho finito.” Bianca menyisakan gelato-nya yang tinggal sedikit. Ia membereskan barang-barang yang ada di atas meja kemudian menghampiri Chris yang sedang meracik Con Panna dan mencium pipi pria itu. Chris terdiam beberapa saat, menunggu amarahnya naik sampai ke ubun-ubun.
            Vattene!” hardik Chris. Wajahnya memerah kesal. Tapi sayang, rupanya Bianca tidak takut sedikit pun, ia malah meledek Chris dan menjulurkan lidahnya. “a presto il mio amore!” Bianca tertawa geli kemudian berlari menyelamatkan diri dari Chris yang sedang mengamuk. “D- dasar!” keluh Chris sembari membawa pesanan wanita yang dipikirnya angkuh.
            Chris menahan nampan di lengan kirinya, sedangkan tangan kanannya meletakkan gelato dan kopi ke atas meja dengan hati-hati. “Selamat menikmati.” Kata Chris, kali ini ia tidak menatap wanita itu lagi. Ia tau pasti ia akan diacuhkan.
            “duduklah, temani aku.” Chris hampir tak percaya. Ternyata dugaannya salah. Wanita itu... tidak sesombong seperti yang ia kira. Chris menarik bangku yang ada di depan wanita tersebut kemudian duduk dengan manis.
            Wanita itu terkekeh. “aku tidak mengira akan mendapat inspirasi di kedaimu.” Ia memandang Chris sesaat lalu kembali berkutat dengan laptopnya. Jarinya menari-nari di atas keyboard dengan cepat, sesekali ia berhenti untuk menyesap Con Panna­­ dan menyicipi gelato-nya.
            che fai ?” tanya Chris penasaran.
            “menulis.” Jawabnya singkat.
            “ah... sì, sì” angguk Chris berpura-pura mengerti. Ia bingung hal apa  yang enak untuk dibicarakan. Baru pertama kali Chris merasa gugup berada didekat seorang wanita, biasanya wanita lah yang mengejarnya. Contohnya, Bianca.
            “apa kedai Gelato & Caffè ini milikmu?” Chris senang sekali! Akhirnya wanita itu mau bertanya. Perlahan suasana kaku pun mulai mencair.
            No, ini bukan milikku. Kedai ini kepunyaan Nonna, namun semenjak Ia meninggal, aku sebagai cucu yang tinggal bersamanya dari kecil yang melanjutkan usaha ini.” ujar Chris diakhiri dengan segurat senyum yang dipaksakan.
            “Jadi kau dan orangtuamu yang mengurus ya?” tanya wanita itu lagi.
            Chris sejenak membisu, lalu berkata. “Orangtuaku sudah meninggal, mereka ditembak oleh orang tak dikenal ketika kami sedang menikmati gelato di sebuah kedai di Venezia. Nonna bilang pembunuhnya adalah saingan bisnis papaku.
            mi dispiace tanto.” Ucapnya penuh nada penyeselan.
            “tidak apa, itu sebabnya aku membenci gelato. Meski meneruskan usaha nenek ku, tetapi aku tidak pernah lagi mencoba gelato sejak kejadian tersebut.”  Jelas Chris. Entah apa yang ada dipikirannya. Ia tidak suka terlalu terbuka kepada orang lain, namun, ketika duduk bersama wanita di depannya itu, Ia merasa tenang. Setiap kata mengalir begitu saja dari mulutnya.
            Wanita itu menutup laptopnya dan memasukannya ke dalam tas. Ia menghabiskan sisa Espresso Con Panna dan Gelato Dark Chocolate-nya dengan cepat kemudian berdiri sambil menggandeng tas. “Ini adalah pagi terbaik selama hidupku. Terimakasih. Kau telah memberiku banyak inspirasi.”
Wanita itu menaruh uang di meja lalu mengulurkan kertas persegi panjang dengan latar kosong warna merah pada Chris. “ini hadiah untukmu. Aku harap kau tidak mengatakannya pada siapa pun. Jangan di balik sebelum aku keluar dari kedai ini. Arrivederci.” Katanya lalu tersenyum.
***
            Chris benar-benar terkejut bukan kepalang. Wanita yang kemarin pagi datang ke kedainya ternyata adalah Rosaria Cianni. Ya, Chris mengetahuinya dari kartu nama yang diberikan Rosaria secara langsung kemarin hari. Namun seperti dugaan Chris, pada kartu itu juga hanya terdapat nama dan pekerjaannya, yaitu penulis. Chris sungguh menyesali kebodohannya. Dia seharusnya tidak mengikuti perkataan Rosaria untuk tidak membalik kartu tersebut sebelum dirinya keluar dari pintu kedai Gelato & Caffè. Andai Ia dapat memutar kembali waktu, Chris rela memberikan apapun demi untuk bertemu lagi dengan Rosaria.
            Satu fakta tentang kemarin adalah, sebenarnya Chris tidak sengaja membuka kedainya pada pagi hari. Itu hal yang jarang sekali, atau bahkan tidak pernah Ia lakukan. Tetapi, karena semalaman Ia tidak bisa tidur dan paginya Ia tidak merasa mengantuk, akhirnya Ia memutuskan untuk membuka kedai dari jam 7 pagi. Mulanya Ia berasumsi bahwa pasti tidak akan ada yang berkunjung, namun Bianca adalah buktinya. Chris tidak tau menahu dari mana Bianca bisa mengetahui kedai miliknya sudah buka pukul 7, tapi yang pasti yang paling membuatnya sangat gembira yaitu kehadiran Rosaria. Ia tidak menyangka kemarin akan mendapat tamu seistimewa itu. Jika tau, mungkin Chris akan bersiap-siap selama 2 jam lebih untuk menyambut wanita yang dikaguminya tersebut.
            Sekarang tepat jam 12 siang, kedai semakin ramai dan Chris sedikit kewalahan mengerjakan pekerjaannya seorang diri. Sampai Bianca datang dan menawarkan bantuan. Awalnya Chris enggan, mengingat kejadian kemarin, Ia malu dan jengkel sekali. Namun apa daya Ia tak sanggup menolak, ya, karena kenyataan juga yang mendesaknya.
Bianca membawa pesanan para pelanggan dari satu meja ke meja lainnya dengan suka cita. Ia menebarkan senyumnya kepada setiap orang dan berkata begitu manis. Chris mengawasinya dari counter, hati kecilnya seperti tergelitik. Perasaan aneh yang membuat Ia tertawa dan tersenyum ini selalu datang ketika Ia memusatkan penuh perhatiannya pada Bianca. Segera mungkin Chris menghapus pikiran itu. Ia pasti bergurau karena merindukan Rosaria Cianni, wanita yang memberinya inspirasi serta mampu membuatnya merasa tenang.
“Chris, ada apa?” tanpa Chris sadari rupanya Bianca kini tengah berdiri di hadapannya. Wanita berambut coklat gelap dan bermata hijau itu menyuguhkan Espresso Macchiato dalam demitasse cup kepada Chris. “minumlah.” Katanya.
Chris meraih daun telinga cangkir itu, menyesap Espresso Macchiato dengan gaya yang khas. Entahlah seperti apa, tapi itulah yang paling disukai Bianca darinya. “delizioso.” Gumamnya pelan, sangat pelan. Chris tidak mau Bianca melompat dan memeluknya karena pujian yang Ia lontarkan.
Chris menunjuk ke arah tempat duduk paling pojok. “di sana, sepertinya baru saja ada pelanggan yang datang, tolong layani mereka.” Tuturnya.
Bianca membuat tanda hormat dan tersenyum memperlihatkan deretan baris giginya yang rapih dan putih. “Oke, bos!” terkadang, hanya terkadang... Chris merasa dirinya sedikit kelewatan kepada Bianca, padahal wanita itu sering membantunya di kedai. Ia orang yang cukup baik. Tidak. Sangat baik mungkin. Meskipun Chris sudah berulang kali memarahi dan mengusirnya, tetapi Ia tetap tidak mundur selangkah pun untuk berada di dalam hidup pria itu. Bianca tidak berniat sedikit pun untuk meninggalkan Chris. Tidak pernah, walaupun harus bersaing dengan Rosaria Cianni, Ia tidak takut.
***
Satu hari, dua hari, tiga hari, seminggu, sebulan terlewati. Chris menunggu dan menunggu namun Rosaria tak kunjung datang ke kedainya lagi sejak saat itu. Chris mulai kehilangan harapan. Ia mulai berfikir, tidak mungkin Rosaria punya cukup waktu luang hanya untuk memakan gelato dan bercerita bersamanya di kedai. Rosaria pasti sibuk mempersiapkan novel terbarunya. Chris ingat betul ketika wanita itu datang, Ia berkata Ia sedang menulis. Artinya, cepat atau lambat Rosaria akan segera mengeluarkan karya selanjutnya.
Hari ini adalah tanggal 24 Desember. Bertepatan dengan momen indah 1 bulan yang lalu ketika Rosaria muncul dan memesan Espresso Con Panna serta Gelato Dark Chocolate, momen di mana Chris merasa begitu tenang. Utuh. Dan tak terasa pula Hari Natal akan segera datang. Hari Natal yang mungkin sama seperti tahun lalu, tidak ada yang spesial. Chris hanya akan sibuk bekerja dalam kesendirian di tengah kerumunan orang-orang yang menikmati hari natalnya bersama keluarga, teman, atau kekasih mereka.
“Chris... kau ada acara untuk malam natal?” Bianca tampak sedang bersih-bersih, menyemprotkan semacam cairan kimia pada permukaan meja.
Hari ini kedai tutup lebih cepat, orang-orang terlihat begitu sibuk. Terutama keuskupan, mereka sibuk untuk menyiapkan Misa Natal. Chris bukanlah seorang Katolik, Ia mengikut Papanya yang berasal dari Amerika dan seorang Karismatik. Ia tidak tau akan melakukan apa pada perayaan natal tahun ini. Kebingungan selalu menyeruak ke dalam pikirannya ketika perayaan Natal sudah dekat.
“aku tidak kemana-mana.” Ucap Chris ketus.
Air mukanya sungguh tidak menarik. Bianca yang tadinya ingin mengajak pria itu jalan-jalan akhirnya mengurungkan niatnya. Ia tidak berani mengganggu Chris jika wajahnya sudah menampakan aura negatif seperti itu. Setelah selesai membersihkan meja Bianca segera pamit kepada Chris. Dan disaat inilah Chris benar-benar sendiri. Kesepiaan.
Alih-alih menghilangkan rasa sunyi, Chris tergerak membuka kembali kedainya. Pukul 22.00. Ia tau tidak akan ada orang yang datang, semua sibuk dengan acaranya masing-masing. Chris berjalan ke arah pohon natal yang masih bersih tanpa ornamen. Melihat pohon natal Ia jadi teringat akan orangtua dan neneknya. Chris biasa menghias pohon natal bersama mereka, namun, sekarang keadaan berbalik. Semua sudah berbeda. 15 tahun Ia merayakan natal tanpa orangtuanya, dan 5 tahun tanpa nenek yang sangat Ia sayangi. Chris mengambil ornamen berbentuk rumbai yang panjang berwarna merah dan emas lalu melingkarkannya di sekeliling pohon natal, ditambah bola-bola mengkilat warna perak-biru, cupid yang sedang memanah, malaikat-malaikat bersayap, serta tak ketinggalan figura santa claus dan tongkatnya, dan masih banyak ornamen lainnya.
Tiba-tiba bel pintu kedai Chris berbunyi. “seseorang datang?” benaknya.
Chris membelokan tubuhnya. Ia melihat seorang pria berumur sekitar 30 tahun yang memakai kaca mata berdiri di dekat counter. “buonasera signore, ada yang bisa aku bantu?”
ah yes, Americano please.” Ujar pria berjanggut tipis itu. “you can speak English Sir ?” tanya Chris sembari membuat pesanan. “of course, I’m an English man, you know!” Pria itu merapatkan jaket kulitnya yang tebal dan mengosok-gosokkan kedua telapak tangannya. “here, hope it helps.” Ucap Chris menyuguhkan kopi pesanan pria itu.
why are you working? It’s Christmas eve, you’re so weird!” Chris menahan emosinya. Ia tidak mau merusak malam natal yang damai ini. Ia lebih memilih diam daripada harus beradu mulut dengan pria asing.
I’m just kidding. By the way, you make good coffee kid.” Chris malas. Sungguh malas. Ia tidak tahan dengan pria itu. Ia ingin menutup kedainya segera dan pergi ke tempat tidur.
Rosaria wants to meet you.” Chris menjatuhkan cangkir yang sedang dibersihkannya. Ia terkejut. Ia menghampiri pria itu.
what did you say?” Chris mengepalkan kedua telapak tangannya. Seketika tubuhnya gemetar mendengar nama perempuan itu.
Pria berkacamata tersebut menghela nafas panjang. “Rosaria wants to meet you. Rosaria Cianni. I’m her editor. She asked me to come to your place to tell you that.
Chris mencoba menanggapi dengan enteng. Ia tidak mau percaya begitu saja. “Stop joking around Sir. You should go, I want to close this shop. Here’s your bill.
Pria itu menaruh uang di atas meja. “It’s up to you whether you want to come or not. I’m just doing what She asked me to do. The choice is yours.” Lalu Ia mengeluarkan secarik surat, meletakannya di dekat bill dan meninggalkan kedai Chris.
Chris menggapai kertas note tersebut. Ia membacanya dengan perlahan. Perlahan- sampai air mata mengalir di pipinya tanpa Ia sadari.
***
Minggu, 25 Desember pukul 07.00
Chris mencoba menghubungi Bianca berulang kali namun ponselnya tetap tidak aktif. Ia ingin Bianca menemaninya untuk menemui Rosaria. Ia tak akan sanggup melihat wanita itu terkulai di kasur seorang diri. Chris gelisah. Ia berjalan bolak-balik sambil menggenggam surat dari Rosaria yang diberikan pria itu kemarin malam. Ia tidak pernah tau bahwa keadaannya akan seburuk ini. Ia sungguh merindukan Rosaria Cianni! Chris membaca ulang surat dari Rosaria;
Chris Vicenzo, itu bukan namamu? Aku mengetahuinya dari internet, kau tidak tau bahwa kau ini cukup terkenal sebagai penjual gelato tertampan? Itu sebabnya aku tidak perlu repot-repot kembali ke kedaimu hanya untuk menanyakan nama pemiliknya. Chris... aku telah membuat draft cerita novelku yang berikutnya. Aku ingin kau bekerjasama dengan editorku Mr. Benjamin (aku tau kau pasti sudah bertemu dengannya). Aku mohon lanjutkan novelku ini Chris. Aku mengerti kau pasti akan menolaknya karena alasan ‘tidak punya pengalaman dalam hal menulis’ tetapi aku mohon kepadamu... cobalah, untukku. Dan saat kau selesai, berikan judul novel ini ‘La Fedeltá’. Satu lagi yang kau perlu tau, aku rasa aku jatuh cinta dengan salah satu penggemarku. Ia adalah yang saat ini sedang membaca surat dariku. Merry Christmas and I hope God always be with thee.
“Hey Chris! Buka pintunya!” Bianca! Chris bergegas membuka pintu kedai. Belum sempat Ia berbicara Bianca langsung menarik pergelangan tangan Chris menuju mobilnya.
“kita mau kemana?” tanya Chris heran.
“ke rumah sang penulis yang sangat kau kagumi dan cintai.” Chris tak berkata apa pun. Ia benar-benar bingung. Bagaimana bisa Bianca tau rumah Rosaria? Apa mereka memiliki hubungan keluarga? Saudara misalnya?
“Chris, kau ingat ketika dulu kita masih duduk di bangku kuliah? Bukankah aku yang memperkenalkan padamu novel pertama karangan Rosaria Cianni yang berjudul ‘Qualcuno’? dan tanda tangan di halaman pertama novel tersebut bukanlah tanda tanganku, tetapi itu adalah tandangan Rosaria. Ia memberikan novel pertamanya yang bahkan belum terbit di toko manapun kepadaku sebagai hadiah ulangtahunku. Ia adalah sepupuku.” Ungkap Bianca.
Chris shock. Ia hampir tak percaya dengan apa yang didengarnya. “Jadi, apa kau juga tau wanita yang datang waktu itu adalah Rosaria?” tangan Chris mengepal kuat. Gemetaran. Ia sungguh marah.
“i- itu, aku...” Chris memotong perkataan Bianca. “tidak perlu dijelaskan.” Ujarnya geram.
Sepanjang perjalan menuju rumah Rosaria tidak satu pun diantara mereka yang membuka mulutnya. Chris menopang dagu memandang keluar kaca mobil dan Bianca fokus menyetir. Bianca benar-benar merasa bersalah pada pria itu. Ia tidak bermaksud untuk membohonginya. Alasan Ia melakukan hal itu, semua karena ‘Cinta’. Ia tidak ingin kehilangan Chris Vicenzo. Tetapi Bianca sadar, sepertinya cara Ia melindungi Chris dari wanita lain salah. Bianca harap Chris akan mengerti suatu hari nanti. Dan kini, Bianca siap untuk meninggalkan pria yang pernah Ia cintai.
“Paman Ben! Di mana Rosaria?!” tanya Bianca dengan intonasi tinggi begitu memasuki tempat tinggal sepupunya bersama Chris.
“Bianca, Chris, kalian telat. Orangtua Rosaria baru saja membawanya pergi.” Ucap Benjamin tak tega.
Chris jatuh bersimpuh. “kemana? Kemana Rosaria pergi?”
Ben menatap Chris nanar. Ia dapat melihat pemuda itu sangat mencintai Rosaria. “Amerika, mengobati penyakitnya.”
***
“Papa!” pekik seorang anak berumur 6 tahun. Ia lari menuju rangkulan papanya yang sedang beristirahat sambil menikmati gelato.
“Grazia!” Pria yang dipanggil papa itu meraih anak perempuan kesayangannya dan menggendongnya.
“Grazia, mama bilang jangan lari-lari seperti itu!” omel wanita itu kepada anaknya.
“tidak apa. Grazia, kau mau gelato?”
per favore.” Angguk Grazia semangat.
Pria itu berjalan ke arah counter pembuatan gelato dan istrinya Rosalie mengikutinya dari belakang. “Chris, aku ingin bicara.” Ucap Rosalie sedikit gugup.
Meski sudah 6 tahun bersama, tetapi Rosalie yakin Chris tidak benar-benar berada di dunianya. Chris tidak pernah berbicara panjang lebar, dingin, dan selalu menghindar dari Rosalie. Namun kepada Grazia Ia sangat lembut dan penuh kasih sayang. Tidak, Rosalie tidak cemburu terhadap anaknya sendiri. Ia hanya ingin mengakhiri semuanya. Tidak seharusnya Ia jatuh cinta dengan penulis buku ‘La Fedeltá’ itu.
Chris membelai rambut Grazia. “ini sayang gelato-mu. Papa ingin bicara sebentar dengan mama. Kau di sini saja ya?” Grazia tersenyum dan mencium pipi Chris. “sì Papà.”
Lalu Chris menghampiri Rosalie yang sedang duduk di luar kedai. Menunggu.
“hal apa?” tanya Chris sekenannya.
“kita harus mengakhiri ini.” ujar Rosalie tertunduk tak berani menatap mata Chris.
Chris duduk di samping kiri Rosalie, memasukan kedua telapak tangannya ke dalam saku coat. “jika itu yang kau inginkan, aku tidak bisa mencegahnya.”
Rosalie mengalihkan pandangannya ke arah kanan. Ia berusaha berbicara walaupun kini suaranya terdengar serak seperti orang sedang menangis. “kenapa Chris? Kenapa kau melakukan ini semua kalau kau tidak mencintaiku? Kau bahkan tidak mau mencoba mempertahankan hubungan kita.”
Chris menghela nafas, mengeluarkan gumpalan asap dingin dari mulutnya. “Salah. Kau salah. Kau lah yang tidak mau mencoba mempertahankan. Untuk apa jika hanya aku seorang yang mempertahankan hubungan kita?”
Chris memalingkan tatapannya pada Rosalie. Ia mendekap wajah Rosalie dengan kedua telapak tangannya yang besar dan hangat. Chris mendekatkan wajahnya ke arah Rosalie, dan mencium bibir wanita itu dengan lembut.
“jangan berfikir aku tidak mencintaimu. Aku sangat mencintaimu Rose. Tolong, bertahanlah sedikit lebih lama lagi. Aku butuh waktu untuk melupakan Rosaria. Dan aku juga membutuhkanmu serta Grazia untuk tetap berada di sisiku... untuk memberiku kekuatan.” Rosalie tidak mampu menahan air matanya terjun bebas. Ia memeluk Chris dan menangis di pundak suami yang sangat Ia sayangi.
“aku akan melakukan yang terbaik Chris, aku akan selalu bersamamu.”
“kau melakukan hal yang benar Chris.” Ucap seseorang. Chris seketika melepas dekapannya. Ia tercengang melihat sosok wanita yang sedang berdiri disebrang jalan. Wanita itu seperti... Rosaria! Perlahan Ia mulai melangkah mendekati Chris dan Rosalie. Sampai akhirnya Chris dapat melihat dengan jelas.
“Rosaria?” katanya terheran. Kedua mata Chris tak berkedip dan terus memandangi Rosaria yang sesekali tersenyum.
“Rosaria?” Rosalie kebingungan. Apa maksud Chris wanita yang berdiri di hadapan mereka berdua saat ini adalah wanita yang sangat dicintai suaminya itu?
“kau tidak perlu khawatir, aku kembali ke Italia bukan untuk merebut Chris. Aku hanya rindu akan kenanganku dulu bersamanya. Aku juga sudah menikah, sama seperti kalian.” Rosaria menjelaskan pada Rosalie dengan santai. Ia tidak ingin istri Chris salah paham terhadapnya. Ia memang mencintai Chris, namun, itu dulu.
Tiba-tiba Rosalie berdiri dan memeluk Rosaria. “aku akan menjaganya Rosaria. Aku akan membuatnya bahagia.”
Rosaria mengendurkan rangkulan Rosalie, sedangkan Chris memperhatikan perbincangan kedua wanita itu. “ya, aku yakin kau pasti bisa.” Rosaria tersenyum, memberi suntikan semangat untuk Rosalie.
***
Rosalie yakin sepenuhnya dengan Rosaria maupun Chris. Yang dibutuhkan Chris saat ini adalah Rosaria seorang, Chris ingin semua kejadian di masa lalu menjadi jelas. Dan Rosalie mengijinkan itu. Chris meminta izin kepada Rosalie untuk berbicara empat mata dengan Rosaria. Rosalie pun masuk ke dalam kedai dan menemani anaknya yang sedang menikmati gelato. Meskipun dengan sedikit rasa cemas di hati... cemas akan perasaan Chris yang takutnya justru akan semakin kuat kepada Rosaria setelah Ia kembali ke Italia, dan cemas akan Rosaria yang mungkin masih mempunyai rasa terhadap Chris.
“mengapa pergi tanpa menungguku?” tanya Chris sambil menatap Rosaria dengan teliti. Wanita itu tidak berubah sedikitpun. Masih dengan gaya rambut yang sama, dan cantik seperti dulu.
Rosaria tertawa kecil. “kau masih saja menanyakan hal itu! Aku kembali untuk bertemu denganmu dan menikmati gelato buatanmu yang lezat Chris.”
“jawablah... karena hanya jawabanmu yang bisa menenangkan hatiku dan juga sekaligus melepaskanmu, menerima Rosalie sepenuhnya.” Ucap Chris datar. Nadanya begitu serius dan tegas.
“karena jika aku bertemu denganmu sebelum pergi ke Amerika, mungkin aku tidak akan mau meninggalkan tempat ini. Aku ingin sembuh Chris. Aku sangat berterimakasih kau telah meneruskan novelku. Tetapi setelah aku memikirkannya berulang kali, aku tidak ingin itu menjadi karya terakhirku. Walau harus menyakitimu dengan kepergianku, aku ingin terus menulis. Aku ingin kau tetap membaca novelku, dan memahami perasaanku yang sebenarnya.” Rosaria mengeluarkan sebuah buku dengan cover berwarna biru berjudul ‘La Fedeltá 2’ dan mengulurkannya kepada Chris. “ini adalah novelku yang akan terbit besok. Cerita ini adalah kelanjutan dari novel yang dulu aku dan engkau buat. Ini juga adalah ungkapan perasaanku kepadamu. Bacalah dan kau akan mengerti Chris.” Jelas Rosaria lalu tersenyum dan beranjak dari sana.
Chris membiarkan Rosaria pergi. Ia hanya ingin sendiri... dan membaca buku itu.
 “...aku berharap tidak akan bangun dari mimpi ini, aku ingin tetap memejamkan mataku dan memeluk kehadiranmu untuk diriku seorang. Namun, aku pikir aku terlalu serakah. Aku tidak seharusnya seperti ini, tetapi hatiku sangat menginginkanmu. Maafkan aku... Kau tidak pantas jatuh cinta padaku, aku hanya wanita berdarah dingin yang tamak akan hal bernama ‘cinta.’ Kesetiaanku telah membuatku buta selama ini... Rasa cintaku telah membelenggumu dalam dimensi lain hingga kau tak mampu merasakan bahwa ada wanita lain yang ditakdirkan untuk bersama denganmu. Aku akan melepaskanmu... Aku akan membiarkanmu membentangkan sayap indahmu, terbang bebas, dan menghirup aroma kehidupan yang sesungguhnya...  yang tak pernah dapat ku berikan kepadamu.”
THE END
Written by Bella Justice
@bellajusticee
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Duniaku - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger